Selasa, 21 Oktober 2014

tugas perilaku konsumen



TUGAS PERILAKU KONSUMEN




NAMA : MITTA MARCELLYANA
NPM    : 14212615
KELAS  : 3EA21


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR 

            Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Memeberdayakan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi.

            Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 








Bekasi, 14 Oktober 2014

                                                                                                            Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.      Perilaku Konsumen..................................................................................................... 1
2.      Konsumen................................................................................................................... 2
3.      Penelitian Konsumen Sebagai Suatu Bidang yang Dinamis........................................ 3
BAB II SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
1.      Segmentasi Pasar........................................................................................................ 4
2.      Rencana Perubahan.................................................................................................... 5
BAB III PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
1.      Model Proses Pengambilan Keputusan........................................................................ 7
2.      Tipe-tipe Proses Pengambilan Keputusan.................................................................... 7
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah........................................... 8
4.      Pembelian..................................................................................................................... 8
5.      Diagnosa Perilaku Konsumen....................................................................................... 9
BAB IV EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
1.      Kriteria Evaluasi.......................................................................................................... 10
2.      Menentukan Alternatif Pilihan................................................................................... 10
3.      Menaksir Alternatif Pilihan......................................................................................... 11
4.      Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan.............................................................. 12
BAB V PEMBELIAN
1.      Proses Keputusan Membeli....................................................................................... 13
2.      Memilih Alternatif Terbaik........................................................................................ 14
3.      Memilih Sumber-sumber Pembelian........................................................................  15
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN

                 Perilkau konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

                 Menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a.      Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk dan jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
b.      Engel, Blackwell and Miniard
Perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan produk jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
c.       Mowen
Perilaku konsumen merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa.
d.      The American Marketing Association
Perilaku konsumen membagi interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilau dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.

                 Cakupan ilmu perilaku konsumen, perilaku konsumen merupakan ilmu yang reraltive baru dibandingan ilmu yang lain. Ilmu ini berkembang ketika konsep pemasaran banyak diterapakan di perusahaan-perusahaan. Kompleksnya perilaku lonsumen dan perlunya memahami konsumen mendorong ilmu ini dalam berkembangnya memerlukan ilmu-ilmu lain yang terkait yang memungkinkannya untuk mampu menjelaskan perilaku konsumen dengan lebih baik. Ilmu lain yang telah memberikan sumbangan pemikiran bagi studi perilaku konsumen antara lain :
a.      Sosiologi : memberikan sumbangan dalam mempelajari kekuatan sosial yang mempengaruhi konsumen, seperti konsep struktur sosial, keluarga, kelas, sosial, etnis, gender, dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok.
b.      Antropologi : memahami fenomena konsumen ritual, mitos, symbol, dan aspel budaya lainnya.
c.       Ekonomi : membantu dalam memberikan pemahaman tentang keterkaitan antara kebijakan harga dengan respon perilaku konsumen serta adanya perbedaan perilaku konsumen.
d.      Psikologi : memahami proses psikologi yang sifatnya belajar, sikap, dan dinamika kelompok yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

2. KONSUMEN

                 Konsumen adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen adalah entitas yang mudah berubah, untuk itu diperlukan studi perilaku konsumen agar segala gerak mereka bisa diantisipasi.

                 Ciri-ciri konsumen adalah sebagai berikut :
a.      Personal consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
b.      Organizational consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
c.       Production concept : konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
d.      Product concept : konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memilili fitur-fitur yang lengkap.
e.      Selling concept : marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
f.        Marketing concept : perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen.
g.      Market segmentation : membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
h.      Market targeting : memilih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
i.        Positioning : mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.
j.        Kepuasan pelanggan : persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.

3. PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS

                 Membantu mereka untuk mengetahui keinginan, kebutuhan sekaligus dengan kepuasan konsumen dan implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pemasaran berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka inginkan, gunakan media yang menjadi sasaran dan media baru, gunakan non-media,
capailah konsumen di toko, tajamkan promosi, bekerja sama dengan pengecer.





























BAB II
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI


1. SEGMENTASI PASAR

                 Suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segementasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
a.      Segmentasi dan kepuasaan konsumen
Menurut Philip Kotler dalam bukunya Principle of Marketing, kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Kepercayaan konsumen merupakan hal yang ingin didapat setiap perusahaan dari para konsumennya. Hubungan antar kepuasan pelanggan dan profitabilitas sangatlah erat. Studi yang menunjukan hal ini, terutama sepanjang dekade 80-an dan awal 90-an sudah sangat banyak. Secara logikapun, pelaku bisnis juga dengan mudah meyakini adanya hubungan antara dua hal ini. Kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah fungsi dari harapan dan persepsi terhadap kinerja suatu merek setelah pelanggan menggunakan atau mendapatkan pelayanan. Di lain pihak loyalitas adalah fungsi kepuasan pelanggan.
b.      Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
c.       Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Faktor penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi pemasaran untuk konsumen adalah segmentasi pasar. Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan potensial perusahaan ke dalam berbagai segmen atau kelompok (misalnya berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan steategi pemasaran pada satu atau lebih kelompok-kelompok. Bila menggunakan segmentasi pasar, penting untuk menentukan apa faktor-faktor yang akan dipertimbangkan. Fakor-faktor yang disebut variabel segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, penggunaan, atau perilaku terhadap produk atau jasa.


2. RENCANA PERUBAHAN

a.      Analisis konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaiman konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai tahapan sebagai berikut :
-          Analisis kebutuhan
Konsumen merasan bahawa ia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri maupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dll.
-          Pencarian informasi
Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
-          Evaluasi alternatif
Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagi alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan.
-          Keputusan pembelian
Konsumen memutuskan untuk membeli merk tertentu dengan harga tertentu dan warna tertentu.
-          Sikap paksa pembelian
Sikap paksa pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa, apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis kebijikan sosial dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan. Analisis kebijakan sosial lebih menekankan pada penelaahan kebijakan yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuata proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial. Analisis kebijakan sosial mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuaan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulakn bahwa analisis kebijikan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan dan preskripsi atau rekomendasi erhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut : penelitian dan risionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan, orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah, pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
b.      Perubahan struktur pasar konsumen
-          Pasar persaingan sempurna, jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.
-          Pasar monopolistik, struktur pasar monopolistik terjadi apabila jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang sejenis, namun dimana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lainnya.
-          Pasar oligopoli, suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual di dalam suatu wilayah area.


































BAB III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN


1. MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

                 Terdapat beberapa model proses pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :
a.      Model ekonomi
Dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum.
b.      Model manusia administrasi
Dikemukakan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
c.       Model manusia mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan.
d.      Model manusia organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.
e.      Model pengusaha baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif.
f.        Model sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situasi di bawah sadar.
g.      Model preskriptif dan deskriptif
Dikemukakan oleh Fisher, dimana model preskritptif pemberian resep perbaikan yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dan model deskriptif menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.

2. TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

                 Tipe pengambilan keputusan (Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu :
a.      Keputusan terprogram/keputusan terstruktur
Adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
b.      Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur
Adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
c.       Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur
Adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan ini tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH

                 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain, yaitu :
·         Trial & error
Coba dan salah, cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
·         Intuisi
Penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
·         Nursing process
Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionaliasasi secara ilmiah meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
·         Scientific methode/research process
Proses riset/penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika dengan pendekatan sistematis.
4. PEMBELIAN
                 Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood, yaitu “Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya- sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
                 Brown dkk mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
                 Berikut adalah pendapat Galloway dkk menganaik fungsi pembelian yaitu “the role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
 5. DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
                 Dalam pengambilan keputusan meliputi lima tahap sebagai berikut, yaitu :
a.      Penetapan masalah
b.      Pencarian informasi
c.       Evaluasi terhadap pilihan
d.      Pemilihan
e.      Hasil dari pilihan
                 Langkah-langkah berikut ini dapat ditransformasikan ke dalam thap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang komplek :
a.      Need aurosal
b.      Proses informasi konsumen
c.       Evaluasi merek
d.      Pembelian
e.      Evaluasi sesudah pembelian

                 Pengambilan keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori :
a.      Barang dengan harga tinggi
b.      Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk medis
c.       Barang yang kompleks seperti komputer
d.      Barang spesial seperti peralatan olahraga dan perabot
e.      Barang yang  berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian dan kosmetik










BAB IV
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

1. KRITERIA EVALUASI
                 Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Beberapa kriteria evaluasi yang umum, yaitu :
a.      Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
b.      Nama merk
merk terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian. Nampaknya merk merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk kepercayaanpada merk lama yang sudah memiliki reputasi sangat baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
c.       Negara asal
Negara asal dimana produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
d.      Saliensi (atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

2. MENENTUKAN ALTERNATIF PILIHAN

                 Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa komponen, yaitu :
a.      Keputusan tentang jenis produk
b.      Keputusan tentang bentuk produk
c.       Keputusan tentang merk
d.      Keputusan tentang penjualnya
e.      Keputusan tentang jumlah produk
f.        Keputusan tentang waktu pembelian’
g.      Keputusan tentang cara pembayaran

                 Mengevaluasi alternatif setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alternatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternatif produk yang menjadi pilihan.

3. MENAKSIR ALTERNATIF PILIHAN

                 Kriteria yang telah ditentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif lain yang ada. Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif pilihan keputusan konsumen, yaitu :
a.      Sudut pandang ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
b.      Sudut pandang kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Konsumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiaif untuk membeli atau menolak produk. Kognitif man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
c.       Sudut pandang emosional
Menenkankan emosi sebagaai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli dengan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
4. MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
                 Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat dicapai oleh produk.
                 Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. Keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.
-          Kata penghubung aturan keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merk yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola.
-          Disjungtif aturan keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
-          Eliminasi oleh aspek aturan keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui satu atau lebih persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
-          Leksikografis aturan keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi oleh aspek aturan. Perbedannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
-          Kompensasi aturan keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merk yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.






BAB V
PEMBELIAN

1. PROSES KEPUTUSAN MEMBELI
                 Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu :
a.      Pengenalan masalah
b.      Pencarian informasi
c.       Evaluasi alternatif
d.      Keputusan membeli
e.      Tingkah laku pasca pembelian
                 Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a.      Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b.      Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetap sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c.       Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merk menganai dimana posisi setiap merk pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merk berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen mengadakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali, merekan membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merk. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
d.      Keputusan pembeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merk dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputudan membeli konsumen adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenao harga, merk yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
e.      Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tida memenuhi harapan, konsumen tidak merasa puas, bila memenuhi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.


2. MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK

                 Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran), yaitu :
a.      Pembelian yang direncanakan
Biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang  produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merk, harga, kemasan, keandalan, pelayan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang  biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk subtstitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
b.      Pembelian yang tidak direncanakan
Terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat  utama produk yang mereka beli. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan sebagai  berikut, yaitu :
-          Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana konsumen beraktifitas. Mencakup pilihan lokasi, tata letak rak pajangan.
-          Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah konsumen mau untuk berkunjung ke toko tersebut. Lokasi yang sempit atau tempat pakir yang tidak luas dapat menjadikan toko tersebut menjadi alternatif terakhir untuk dikunjungi.
-          Pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan, pilihlah warna yang sesuai dengan tema tetapi sekaligus merangsang pembelian.
-          Pilihlah suara atau musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana toko/supermarket berada. Pilihlah jenis musik untuk waktu-waktu tertentu juga cukup menentukan, misalkan pagi hari mendengarkan musik yang lembut lalu menjelang siang yang agak cepat dan seterusnya yang jelas pilihlah musik yang dapat merangsang pembelian.

3. MEMILIH SUMBER-SUMBER PEMBELIAN
                        Sebelumnya sumber-sumber pembelian itu dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber-sumber pembelian faktor intern dan sumber-sumber pembelian faktor ekstern.
Sumber-sumber pembelian intern :
a.      Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cari untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh Robert Maslow “dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul dengan kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan penyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b.      Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentagn sesuatu. Sebuah skap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c.       Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakterisktik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibenuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Sumber-sumber pembelian ekstern :
a.      Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku.
b.      Kelompok sosial dan refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang akan dibeli. Faktor sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
-          Kelompok acuan
Semua kelompok yang memiliki pengaruh langsugn terhadap sikap/perilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
-          Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
Yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
-          Peran
Meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pemakaiannya.
c.       Keluarga
Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pemebelian keluarga, tergantung pada produk iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam setiap kelompok dapt diidentifikasikan dalam peran dan status setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kaut terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli, pertama keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua lalu kedua keluarga sebagai sumber keturunan.






DAFTAR PUSTAKA





 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar